Kencan Asyik Bareng Irvina Lioni

Malam yang cerah tentunya, ya namanya jatuh cinta, hati berbunga-bunga katanya, iyasih cuman aku alergi sama bunga, tapi ya namanya jatuh cinta, tidak cuman hati, hidung yang alergi pun pasti akan menjadi buta.
Aku mau nulis apa yah, oh iyah, ini, kalian kenal Irvina Lioni? harus kenal yah, setidaknya biar aku gak sia-sia nulis untuk mahluk ciptaan tuhan yang luar biasa ketje ini. Dia adalah penulis buku, dan blogger betawie terketje se-jakarte.


Wujud manusia terketje se-Jakarte, keren kan?


Keren kan?


Aku di kamar, malam-malam, dan tio nyamper ke rumah, dia masuk ke kamar, duduk sambil cerutu yang menyala di tangan, dan aku menutup hidung karena biar keliatan alim sama teh Euis.

"Rokok pun?" Tanya tio.
"Iyah, sok..... nanti aja di luar" jawab aku, berbisik ke telinga nya.
"Oke"

*Teh euis ialah yang dipanggil kakak kandung olehku, yang pasti akan memarahi aku kalo ketahuan ngerokok.

"Ti, aku sedang jatuh cinta"
"Ha ha ha" tio ketawa

"Jangan ketawa, ih, ini serius"
"Ih, enggak aku ngetawain blog kancut keblenger, lucu"
"Bohong" kata aku.
"Iya, ih, serius"

"Aku sedang jatuh cinta, ti"
"Sama siapa?"
"Gundam he he"
"Ih"
"Enggak ti, aku bohong. Aku jatuh cinta sama si Irvina, tapi jangan bilang bilang isniye yah?"
"Ohaha si Irvina? iya iya aku tau"
"Emang kamu tau?"
"Iya tau, dia penulis, b
logger betawi terkece se-jakarta, kan?"
"Bloger betawie terketje se-jakarte maksudnya?"
"Iyah itu" jawab tio sambil liat hafenya dan menghisap cerutu.

"Aku mau menyatakan cinta ti"
"Sama aku?"
"Ih, amit-amit"

"Ha ha ha"
"Sama si Irvina Lioni"
"Atuh, yaudah sok aja, aku bantu doa"
"Eh, tapi aku gak yakin, aku pemalu, aku takut ditolak"
"Kenapa begitu"
"Dia kan orangnya pemilih"
"Kau pahami dulu saja dia, harus lebih seperti memahami matematika, aku bantu kau belikan shampoo Metal" kata tio sambil mengangkat telunjuk dan jari kelingkingnya.
"Kok, untuk apa?"
"Iyah, kau bilang dia suka manusia berambut gondrong, kan?"
"Iyah"
"Suruh saja pacaran dengan epul"
"Epul teh siapa?"

"Itu, Tarzan dari kalimantan ha ha ha"
"Ih"


"Tapi aku gatau Irvina Lioni itu yang mana orangnya, aku lupa" kata tio
"Nih lihat" kata aku sambil memperlihatkan blognya Irvina Lioni.
"Ih cakep.... gundamnya he he"
"Ih, serius, cantik kan? jangan lama lama lihatnya, nanti kau akan jatuh cinta"
"Iya" jawab tio singkat.

"Kamu kan bisa kepoin tiap hari FB, Twitter sama Blognya dia, lumayan, cari informasi tentang dia"
"Ih, emang iya dodol, aku suka begitu, tapi aku takut, sekarang banyak aplikasi di fb untuk mengetahui siapa yang suka ngintipin profil anda, nanti kalo aku ketahuan suka ngintipin pasti akan malu"
"Itumah cuman spam, gak apa apa"
"Oh iyadeh, tapi kan rese"
"Gak apa apa, percaya sama aku" kata tio, sambil memegang erat kedua tangan dan menatap mataku. #Apasih

"Iyadeh, aku besok mau ngajak dia bertemu ah, aku mau menyatakan perasaan, takut nanti keburu sama orang lain, itu pasti akan sakit"
"Kamu yakin pasti diterima?"
"Takut sih, tapi percuma saja berlayar kalau aku takut gelombang, setidaknya aku sudah menyatakan, kan?"

"Ken Arok!" kata tio sambil nunjuk wajah aku
"Ih, bukan, ini ipun"
"Yasudah aku doakan kamu biar dapat gundam sukses dengan pernyataanmu"
"Iya ti, tarimakasyh"
"Sip" sambil angkat jempol seolah-olah ingin membuatku yakin.



"Assalamualaikum, Irvin"
"Waalaikumussalam, Ipun. Iye ade ape?"
"Besok aku tunggu di bus keren di pinggir pantai Izmir yah"

"Mau ape?" kata pina, tetap dengan logat betawinye
"Aku mau gundam bertemu"
"Iye, jam 9 tapi ye?"

"Iyah, makasih :)"

Irvina Lioni adalah dia orangnya, yang tuhan ciptakan untuk apa? iya, untuk membuatku merasakan jatuh cinta yg tulus, tanpa robot gundam didalamnya. 

Dia, manusia yang aku cintai sejak 1994. Kami sahabat dekat, kali ini aku harus menyatakan perasaan, kadang aku terlihat gila dalam urusan seperti ini. Tapi biarin, memang cinta butuh pengorbanan, biarpun jiwaku yang sumber waras yang menjadi korbannya. Irvina, aku sayang kamu, tulus, tanpa robot gundam, kau tahu? pasti tidak, karena besok aku akan menyatakannya. Tunggu saja, di Izmir yah, di turkiye. 

Dan setelah itu, aku langsung memasang strategi penembakan, tentu saja di kamarku, bersama patung spiderman, poster Rolling Stones, kopi diatas meja dan ditemani lagu The Beatles full album "Rubber Soul".

Dan jadilah, senjataku yang lain, untuk menyatakan, selain keberanianku yang keren. "Kertas Ajaib" Alias Popup Book Love.


Besok pagi, aku harus bangun, karena kalau tidak bangun, nanti aku pasti akan dikira mati suri oleh keluarga dan tetangga. Dan atas nama energen cokelat diatas meja, juga tv yang menyala dipagi hari. "Apaan sih, acara musik pagi-pagi, berisik, mana yang nyanyi banci semua, joget joget, lipsing, ih (cc: boyband)". Lalu dengan penuh semangat aku matikan teve dan segera bergegas keluar dengan mulut yang penuh pisang goreng untuk sarapan.

"Oke pina, kau siap? aku tidak" kata aku, sambil tangan memegang dada dan yang satunya lagi memegang "Kertas Ajaib".

Pukul 08:03 aku sudah berada di Izmir, turkiye. Sengaja aku datang lebih awal karena Izmir itu jauh, nanti kalau aku telat bisa gagal semua rencana. 

Sesampainya disana aku nyari bus di pesisir pantai izmir, dan aku menemukan benda ini.


Beh lagi ngetem kan? aku ikut bentar yah, mau menyatakan perasaan.
















Itulah bis yang nantinya akan aku gunakan untuk eksekusi penembakan. Di dalamnya ada pak Haji Mustafa Yilmaz, dia sopir dan disitu ada perbincangan tertutup antara aku dan pak haji, sedikit.

"Pak haji, sehat?"
"............." dia diam dan senyum.
"lagi ngetem yah? pak haji"

"............." dia masih diam dan senyum.
"aku ikut ya, he he mau menyatakan perasaan"
"............." dia mengangguk sambil senyum.

Aku baru ngeh, ternyata dia gak ngerti bahasa Indonesia yang baik, aku lupa, ini Turkiye! 

Lalu aku duduk di kursi no 19, kenapa begitu? Ini juni, musim panas disini, sangat cocok utuk situasi seperti ini, udara sejuk, diantara pantai biru dan bus Turki yang aman tanpa pedagang asongan. Juga ditemani cay (nama lain teh dari Turki yang khas), tadi aku pesan dua, satu lagi untuk pina, nanti. Selain itu, ini adalah hari ulang tahunnya. Seandainya aku menyatakan perasaan, dan dia senang maka ini akan menjadi kado sederhana di hari ulang tahunnya. Seandainya dia menolak, gak apa apa, aku patah hati, tapi dia pasti akan senang, setidaknya setelah ini aku akan ajak dia berkeliling Izmir lalu kembali melihat senyumnya yang keren hingga menyebrangi lautan mediterania.

Jam 08:52:46, dia datang, wanita berhijab, dengan atasan merah pudar, dan bawahan hijau. Dia senyum, aku luluh, matanya bicara, lagi-lagi perasaan ini datang, iya, damai. Ya Tuhan, bahkan diamnya dapat mematahkan semua tulang.... aku kurus, apalagi. Dia duduk disampingku karena aku suruh. 

Di dalam bus hanya ada beberapa orang, diantaranya mang husain, yusoffi, bi hanz dan anak-anaknya.

"Hay, dari tadi?" Sapa Irvina
"He he hay, iya nih, ini minum, aku belikan cay"
"Hihi makasih, gue minum ye? haus bener nih" lagi-lagi logat betawi.
"Iyah, aku tau, betawi kan jauh, tenang aja, aku gak kasih bumbu hipnotis di dalamnya, ini aman, kan di turki"

"Ha ha ha" sambil minum dia ketawa, dan airnya keluar dari hidung.
"Ha ha ha" aku juga ketawa.
"Ini cai?"
"Bukan, ih. Ini cay, kalo cai mah di sunda juga banyak"
"Ha ha ha, lo sering ke turki?"
"Enggak sih, aku baru pertamakali, ini juga di dalam tulisan"
"Ogitu, ha ha"
"Kok ketawa?"
"Enggak"
"Jilbab kamu ko berbeda? gak seperti biasanya"
"Iye lah, ini kan di Turki"
"Ha ha ha"

Lalu dengan tangan gemetar, bibir basah, keringat, aku memberikan "Surat Ajaib" itu.

"Ini, buat kamu"
"Ape ini?"
"Undangan Masa Depan" kata aku sambil ketawa.
"Ha ha ha ada ada aje, gue buka ye?"
"Jangan, nanti aku malu, tapi boleh deh, dikasih kan untuk dibuka dan dibaca"
"Hehe, iyee" dengan wajah pina yang senyum dan buka undangan pelan pelan.


Ini adalah situasi perasaan yang paling aku gak suka, ya, selain mengantri untuk dikuris ketika sekolah SD tentunya, degdegan. Ya Allah, bantu aku untuk tetap tenangkan perasaan ini. Oh iya, dzikir. Lalu aku dzikir, sambil sesekali lihat dia yang sedang membaca surat itu sambil senyum-senyum. "Mudah mudahan ini pertanda baik" amin, kata aku teh. Dia melihat mataku, tapi aku tidak, maaf, malu.


SURAT PERNYATAAN

Saya, yang nanti pasti akan bertanda-tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Arief Rachman Hakim
Zodiak : Scorpio

Meminta maaf kepada manusia yang bernama :

Nama : Irvina Lioni Yuniasari
Zodiak : Apa?

Karena telah mencintai sepenuh hati tanpa sepengetahuan Irvina Lioni sejak 1994.

Oleh karena itu, bersama surat ini, mewakili mulutku yang tak pernah diam ketika makan. Juga atas nama perasaan yang selalu damai ketika bersamamu. Maka, saya pribadi tanpa disuruh Tio, ingin menyatakan cinta yang terpendam sejak 1994.

Demikian surat pernyataan ini saya dan mang Eman buat, karena dia yang ngeprint. 
Besar harapan saya untuk bisa berbagi perasaan tulus satu sama lain bersama Irvina Lioni. Bersama cinta sekuat pemahaman, maka dengan ini aku harus mengatakan dengan serius.

"AKU SAYANG KAMU, IRVINA LIONI, JANGAN TERTAWA"


Lembar Pengesahan 
Diterima/Diterima/ditolak/Diterima
*Coret yang rapi                                                      



Izmir, 19 Juniye 2014


Muhammad Arief Rachman Hakim


"Ha ha ha kamu serius?" tanya pina, yang tiba tiba hilang logat betawi nya
"Serius apa?"
"Ini?" sambil mengangkat kertas ajaib
"Menurutmu?"
"Ini seperti bercanda, tapi ini bagus, aku senang" sambil senyum.
"He he iyah, tapi itu serius, kan ada lembar pengesahannya"
"Oh, jadi aku harus jawab?"
"Menurutmu?"
"Yasudah, kalo begitu, i will" dia senyum.
"Aku tau, itu lagunya Beatles"
"Ih, bukaan, aku mau"
"Mau apa?"
"Ih!" bibirnya ditekuk kebawah, seolah-olah ingin mengekspresikan kekesalan.
"Ha ha kau serius?" tanya aku, bersama perasaan resah yang hilang sedikit demi sedikit.
"Iya" dia mengangguk dan senyum tanpa aku suruh.
"YES!" aku bilang, dan dia tertawa, pipinya merah, seperti bak-pao berisi daging, eh kebab aja, ini kan turki.

Setelah adegan itu, adegan apa? iya adegan itu.... Maka bus tingkat ini pun melaju ke tempat yang akan dia tuju. "Perfect Timing!" aku bilang dalam hati. Lalu bus tersebut tanpa disuruh, otomatis mengelilingi kota Izmir, di turki, bersama senyum hangat wanita ini, yang bersamaku sekarang, bersama perasaan yang selalu berbunga-bunga, biarpun aku alergi, bodo amat. Ini cinta dan pemahamaan. Oh Izmir yang sempurna.

"Kamu kenapa, sayang aku?" kata pina, nanya.
"Tak perlu jenius untuk melihat keindahanmu, Irvina"
"Hi hi hi" lagi-lagi dia senyum bersama kebab daging yang semakin matang.
"Iya" aku juga senyum, biar dibilang serius, romantis, ramah dan tampan.
"Kamu mau, tinggal disini? pasti betah yah" pina nanya lagi.
"Tak ada alasan untuk betah disini, sayang.... kecuali bahwa kau jauh"

Irvina Lioni menatap mataku, lalu dia senyum, dan bilang.

"Seni Seviyorum" sambil senyum dan tiba-tiba bisa bahasa Turki.
"In My Life, I Love You More" aku juga senyum.
"Aku tau, itu lagu The Beatles" Kata pina.
"Ih!"
"Ha ha ha"
"Tapi jangan bilang isniye"
"Isniye? siapa"
"Eh, gatau, lupakan, ha ha ha"

#Now Play : The Beatles - All My Loving

Dan kami pun saling menatap untuk berbagi perasaan, sampai bus berhenti, sampai di bandara adnan, sampai di betawi, sampai di puncak Bogor, sampai lupa pulang, sampai selesailah tulisan ini.


Hay gundam, sini papa peluk.


"Dibuat ketika di kantore, bersama rombongan Rolling Stones di belakang yang sedang bisikin"



4 komentar: