Referensi Game : Harvest Moon Back To Nature

Kau orang suka main game? aku enggak, tapi kadang kadang sih. Tapi kalo game kucing-kucingan aku suka sekali, apalagi petak umpet dengan si sandi si anak bawang daun, dia selalu jadi kucing soalnya. Masa kecil aku game yang terkenal ya apalagi kalo bukan kucing-kucingan. Paling sega, nintendo, dan playstation one yang diperebutkan bersama saudara. Tapi yang macem gitu mah bagi aku barang mewah ketika itu, lagian gak asyik, kalo aku menang terus pasti dimusuhi teman-teman, terus gak diajak main lagi.

Beda jauh sama anak-anak jaman sekarang mah, serba digital mainannya. Pernah si willy, fajar dan si dipra adalah tiga bocah yang menyebalkan di kampungku (tapi si fajar mah enggak, soalnya dia adiknya si isniye, kekasihku, jadi aku harus baik-baikin dia) Mereka bertanya.

"Abang, abang, eh"
"Apa?"
"Suka main Grand Theft Auto San Andreas gak?"
"Apaan ituteh? oh GTA, iya, suka, kenapa?"
"Bagus yah?"
"Iya seru, aku suka nembakin bapak-bapak sama nyolong mobil"
"Iya bang, tapi GTA V lebih bagus loh"
"Bagus apanya"
"Iya, grafiknya lebih bagus, lebih hidup, lebih nyata"
"Gitu doang apa asyiknya, cuman duduk, memainkannya dan mengkhayal"
"Iya, seru, tau, cocok dimainkan dari sore hari sampai maghrib"
"Enggak, lebih menyenangkan main di luar, kucing-kucingan sama teman-teman menghabiskan waktu sore"
"..................." mereka diam.
"Itu lebih asyik, lebih menghidupkan, lebih nyata"
"..................." mereka menundukan kepala seolah-olah merenung.

Tetapi perbincangan terbuka diatas tidak berarti membuat aku tidak suka bermain game, aku gamers sebenernya. Tetapi hanya beberapa game saja yang aku candu sampai sekarang. Aku lebih tertarik bermain game simulasi kehidupan, dibanding balapan dan perang aku lebih memilih game ber-genre seperti itu.

Salah satu game yang aku candu diantaranya The Sims dan Harvest Moon. Aku sering lupa waktu kalo sudah bertemu game menyenangkan seperti itu, lupa makan, lupa teman-teman, lupa ngopi, lupa bahwa aku sebenernya sedang disuruh teh euis untuk belanja ke pasar.

Tapi game tersebut sebenernya memberiku pelajaran. Kalian tau Harvest Moon Back to Nature kan? pasti tau lah, game yang booming di tahun 2000-an, yang bercerita tentang kehidupan di desa, untuk berkebun, membeli sapi, ngadu ayam, dapat uang, nyuruh kurcaci, nikah dengan anak tukang ayam, oh aku suka yang seperti ini. Setidaknya game Harvest Moon ini mengajarkanku untuk bekerja keras untuk menggapai apa yang kita inginkan.


Cover Game PS 1
Aku pertamakali main Harvest Moon ketika itu, pas aku SD, ketika di rental playstation a oi di dekat rumahku. Ketika itu aku lihat a oi sedang serius bermain game Harvest Moon sambil dikelilingi anak-anak seperti aku, tio, rifan, rahman, lala, nde, aba, sandi dan banyakan. Aku pikir Harvest Moon ini game dewasa, aku gak tau cara bermainnya seperti apa, pasti susah.

"A oi, ini teh game apa?"
"Ini game ps 1, sejam Rp. 3000" sambil masih menatap layar teve.
"Ih, bukan, maksudnya ini yang a oi mainin game apa?"
"Oh, ini harverst moon, baru beli tadi"
"Seru gak?"
"Seru, tapi harus sabar"

"Kok gitu, susah yah mainnya?"
"Susah lah, inimah gak ada tamatnya"
"Ogitu, itu yang dijalanin a oi pasti si harvest moonnya yah?"
"Bukan, ih. Ini namanya si jordi"
"Masa, pasti bohong, jordi mah kan anaknya a oi, terus si harvest moonnya yang mana?"
"Ih, harvest moon mah nama gamenya, itu bahasa inggris"

"Iya, itu ko bisa namanya jordi a?"
"Iya kan disuruh isi sendiri nama si orangnya, bebas siapa aja namanya"
"Ogitu, kalo namanya eman boleh a?"
"Haha boleh lah"
"Haha keren, aku mau main sejam ah, tapi nanti ajarin"
"Boleh, uangnya dulu tapi"

Dari situ aku diajarin a oi cara bermain harvest moon yang baik, mulai dari mencari uang dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, juga mengajarkan kalau bekerja itu harus berhati-hati. Soalnya waktu itu aku pernah pas mau ngejual telur, aku salah melemparnya, jadinya pecah dan aku dimarahi a oi. Oh iyah, itu juga mengajarkan kita untuk harus sayang sesama mahluk hidup.


Sini, papa peras dulu
Bermain game ini adalah menyenangkan, sampai kapanpun, sampai sekarang aku masih bermain game ini. Tapi berbeda dengan dulu, sekarang aku mainkan di laptop, ini lebih menyenangkan, karena bisa dibawa untuk bermain di atap, di kamar, di ruang tamu atau di rumah tetangga. Harvest Moon ini banyak, selain Back to Nature, ada juga macam lainnya, seperti Harverst Moon Friends of Mineral Town yang aku mainkan di Game Boy Advance punya widi waktu itu sampai bosan, sampai rusak, dan sampai Game Boy-nya hilang.



Sebenernya masih banyak macam Harvest Moon yang lain, tapi aku tetap setia pada Back to Nature-ku, yang memberikan semua kenangan menjadi berada disitu ketika ku mainkan. Eh eli, sekarang aku rindu loh.

Buat yang suka main game ini pasti kenal karakter wanita yang ada di Harvest Moon Back to Nature. Iya, mereka adalah popuri si anak tukang ayam, si karen tukang mabuk, si merry tukang baca buku, si elli suster dan ann si apa? dan aku keren, aku pernah menikahi mereka semua.


Elli
Menikahi mereka punya rasa yang berbeda beda, tapi yang tetap tenang tetap senang itu menikahi elli. Dia adalah suster yang baik, dia tinggal bersama nenek dan adiknya stu, orang tuanya tidak ada. Sewaktu PDKT dulu aku selalu semangat, aku kadang terlihat seperti gila untuk hal yang satu ini. Aku harus berlari ke gunung setiap hari hanya untuk membawa bunga di musim semi untuk diberikan kepada elli untuk membuatnya senang. Juga sering mengirim telur rebus untuk nenek ellen dan coklat untuk stu, adiknya elli, oh ini namanya cinta, aku pikir. Tetapi tetap, aku harus menjaga perasaan si doktor, karena dia juga menyukai elli, tapi aku selalu memberikan tumbuhan obat, dan dia senang. Setidaknya lah, untuk menjaga tali silaturahmi antar rukun tetangga.


Pas nembak, aku degdegan.
Bermain Harvest Moon ini menyenangkan, bermain game seolah-olah memainkan diri kita sendiri, hidup berkebun seorang diri, dengan bermodalkan ladang yang luas yang penuh rumput liar, dan bersama anak anjing, yang aku selalu beri nama "Bopih" di setiap kali main game ini. Permainan yang menyuruhku untuk bekerja mencari uang, dan merawat kebun titipan kakek. Tak lupa untuk harus bersosialisasi dengan warga sekitar agar tidak diusir. Ini mudah, warganya ramah, kita hanya tinggal mampir ke rumahnya tanpa ijin lalu tanya dan dengarkan curhatnya. Memang iya, maklum, soalnya disana belum ada facebook dan twitter, jadi harus begitu untuk menjalin silaturahmi secara keren. Juga pak mayor yang selalu mengadakan festival di alun-alun kota untuk mengumpulkan warga dan berlomba untuk membagi-bagikan hadiah. Rasanya hal seperti ini ingin aku terapkan di tempat tinggalku di sini.


Aku, Elli dan Stu juara lomba lempar tomat ke wajah dia, si rick!

Aku sudah terhipnotis game ini, imaginasiku semakin liar dengan bermain game ini. Jalan cerita pun sudah aku kuasai semuanya, aku seperti memiliki indra ke-enam jika bermain game ini. Setidaknya, karena sudah hafal jalan cerita, maka aku tau yang harus aku jawab jika para tetangga bertanya sesuatu.

Dan game ini secara tidak langsung menyembuhkan patah hati ku, kau tau? pasti tidak. Iya, ketika itu, ketika aku patah hati oleh si citra, tapi itu dulu, pas aku pulang kerja. Beruntung seperti ada yang mebisikan sesuatu kepadaku, seperti menyuruh membuka laptop untuk menghilangkan patah hati. Maka aku membuka laptop untuk tiba-tiba ingin bermain harvest moon yang sudah lama tidak aku mainkan, lalu aku bermain dari awal, dari 0, dari -3.

Hari itu pukul 23.06 malam, aku menghabiskan waktu sampai pagi untuk bermain game ini, seru, sampai ngantuk, sampai mata merah, sampai lupa tidur, sampai bisa lupain si citra, yes. Setidaknya aku harus berterimakasih kepada game ini karena sudah membuatku untuk tidak menjadi orang yang melamun ketika patah hati. 

Makannya, lala, kalo kamu sedang patah hati oleh si rani, jangan melamun dan mencoba meminjam uang ke aku untuk beli rokok dan guines agar seolah-olah kamu terlihat seperti seorang yang depresi, itu mah gak asyik. Dzikir aja, biar tenang, kalo enggak, ini, abang pinjamkan laptop untuk bermain harvest moon, move on ke si popuri. Tapi jangan sampai pagi, nanti batere laptop nya panas.

Tetapi, semakin menyenangkannya game ini semakin membuat aku menjadi seperti gila. "Tio, aku sedang jatuh cinta, sama si elli, jangan ketawa, ih! ini serius". Aku mencintai si elli, dia baik, penurut, cantik dengan rambutnya yang pendek, kami menikah ketika tanggal 17 spring, sudah satu tahun lebih, kita sudah punya anak waktu itu, namanya Lennon. Dengan adanya Lennon ini semakin menguatkan cinta kita. Dari situ aku berpikir ternyata lebih menyenangkan jika bisa berpacaran dengan kartun, gila!


Menunggu kelahiran Lennon, aku panik dan berdoa, tapi nenek tidak.
Ketika Lennon sudah lahir, aku gak bisa adzankan dia, soalnya ini Playstation.
Umur 4 bulan, Lennon sakit, Elli gak sadar kalo dia adalah suster.
Pernah waktu itu aku ijin gak masuk kerja karena malas dan menelpon pak dede indar dengan alasan kurang enak badan. Padahal aku di rumah, main harvest moon sampai sore sama si tio yang waktu itu ke rumah aku untuk ngopi bareng. Saking menyenangkannya game ini aku sampai bolos kerja, astaghfirullah. Tapi aku tidak lupa akan tanggung jawabku yang lain selain kerja tentunya, ibadah mah harus, itu kewajiban, gamenya kan bisa di pause.


Aku, Elli dan Bopih, lagi nguseup.
Lagi marahan, ceritanya.
Bermain dengan adik ipar yang menyebalkan.
Aku, Elli dan John, Sakinah, Mawadah, Warahmah (SAMARA)

Menyenangkan kan? Nih, buat bocah yang katanya gamers. Jangan ngaku pecinta game sejati kalo belum main Harvest Moon Back to Nature. Kalo belum pernah mainin game yang seru macem ini berarti kalian gak keren. Apaan masa main game minta uang yang banyak ke orang tua cuma buat beli voucher? gak asik men. Mending main Harvest Moon Back to Nature, kalian bisa ngambil banyak pelajaran disini. Setidaknya kalian jadi tau betapa susahnya mencari nafkah, betapa menyenangkannya berkebun, betapa pentingnya bersosialisasi kepada masyarakat sekitar, dan betapa kerennya sebuah perjuangan untuk bisa mendapatkan wanita yang kau cintai tanpa uang yang banyak. Tapi maaf, aku malas, aku pake gameshark.






2 komentar:

  1. aku pernah kawin sama karen, aku sama dia ga pernah akur, aku ga berani talak 3 takut dosa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan, kawan, nanti dosa, mending ngopik yuk

      Hapus